• Beranda
  • Self Help
  • Serba-Serbi Vasektomi, Metode Kontrasepsi Pria yang Bersifat Permanen

Serba-Serbi Vasektomi, Metode Kontrasepsi Pria yang Bersifat Permanen

Serba-Serbi Vasektomi, Metode Kontrasepsi Pria yang Bersifat Permanen
Credit: Freepik. Vasektomi termasuk salah satu jenis kontrasepsi pada pria yang bersifat permanen.

Bagikan :


Prosedur steriliasi untuk mencegah kehamilan biasanya dilakukan oleh para wanita dengan melakukan tubektomi. Pria sebenarnya juga dapat dilakukann sterilisasi yang dikenal dengan istilah vasektomi. Seperti apa prosedur dan efek samping proses vasektomi? Yuk simak ulasannya berikut ini.

 

Apa Itu Vasektomi?

Vasektomi termasuk salah satu jenis kontrasepsi pada pria yang bersifat permanen. Prosedur ini dilakukan dengan memutus atau mengikat saluran vas deferens pada pria yang berfungsi menyalurkan sperma.

Vasektomi termasuk metode pencegah kehamilan yang efektif hingga 99% namun prosedur ini tidak membantu melindungi diri dari penularan penyakit menular seksual.

Usai menjalani vasektomi, dokter akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sekitar 8-16 minggu setelahnya. Pasalnya, setelah vasektomi masih ada kemungkinan sel sperma berada di saluran vas deferens sehingga Anda masih memiliki kemungkinan untuk berhasil melakukan pembuahan.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada sel sperma di saluran penis sehingga proses pencegahan kehamilan dapat berlangsung efektif.

Baca Juga: Benarkah Sering Memangku Laptop dapat Menyebabkan Kemandulan?

 

Bagaimana Prosedur Vasektomi Dilakukan?

Secara teknis, prosedur vasektomi dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu metode sayatan dan metode tanpa sayatan. Kedua metode ini sama-sama bertujuan untuk memisahkan dan menutup ujung saluran vas deferens sehingga mencegah sel sperma bercampur air mani dan dilepaskan saat pria mengalami ejakulasi.

Berikut ini metode vasektomi yang umum dilakukan:

Metode sayatan

Pada metode sayatan, dokter akan melakukan sayatan pada kedua sisi testis di bagian atas dan bawah. Kemudian saluran vas deferens akan dihilangkan, diikat, atau dikauterisasi. Setelah selesai, bekas luka sayatan akan dijahit.

Metode tanpa sayatan

Vasektomi juga bisa dilakukan tanpa sayatan. Pada metode ini dokter akan meraba saluran vas deferens di bawah testis dan menggunakan penjepit unntuk menahannya.

Dokter kemudian akan membuat lubang kecil di kulit, meregangkannya dan mengangkat masing-masing saluran vas deferens. Saluran tersebut akan dipotong lalu ditutup kembali dengan proses kauter atau menjahitnya.

Banyak pria memilih vasektomi tanpa sayatan karena dianggap lebih tidak menyakitkan dan memiliki risiko komplikasi lebih rendah daripada metode dengan sayatan.

Baca Juga: Ini Tandanya Jika Penis Mengalami Penyakit Menular Seksual

 

Risiko dan Efek Samping Vasektomi

Setelah melakukan vasektomi, Anda mungkin akan merasakan ketidaknyamanan di area penis, memar dan bengkak. Untuk meredakan nyeri dokter dapat meresepkan obat acetaminophen hingga keluhan mereda.

Dokter juga dapat menganjurkan untuk memberi kompres dingin pada area penis selama 36 jam pertama setelah vasektomi hingga bengkak dan rasa nyeri mereda.

Prosedur vasektomi umumnya aman dilakukan dan minim efek samping. Namun jika Anda mengalami nyeri yang tidak biasa, pembengkakan di testis dan perdarahan terus-menerus, demam, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Risiko lainnya yang dapat terjadi adalah infeksi, namun biasanya infeksi ini bersifat minor dan dapat diatasi dengan antibiotik.

Usai menjalani vasektomi, Anda tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan pasangan tanpa mengalami penurunan gairah seksual. Namun tidak dianjurkan untuk berhubungan seks tanpa alat kontrasepsi lainnya selama 3 bulan pertama setelah vasektomi. 

 

Mengingat prosedur vasektomi merupakan alat kontrasepsi yang dapat bersifat permanen, sebelum melakukan vasektomi sebaiknya diskusikan dengan pasangan apakah Anda akan berencana untuk menambah anak di kemudian hari.

Vasektomi juga tidak dapat mencegah penularan penyakit menular seksual. Jika Anda ingin mengurangi risiko penyakit menular seksual sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan atau gunakan kondom saat berhubungan seksual. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 4 Juli 2023 | 05:05